×

Hubungi Kami

Tekan rem

Beranda >  BLOGS >  Dokumen Teknis >  Tekan rem

Mengapa melakukan kalibrasi faktor K dalam perhitungan bending plat logam?

Nov.03.2025

Faktor K adalah nilai independen yang menggambarkan bagaimana lekukan pelat logam membengkok/terbentang di bawah berbagai parameter geometris. Faktor ini juga merupakan nilai independen yang digunakan untuk menghitung kompensasi lekukan (BA) dalam berbagai kondisi, seperti ketebalan material, jari-jari lekukan/sudut lekukan, dll. Gambar 4 dan 5 memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai definisi rinci dari faktor K.

image1

Di dalam ketebalan material bagian plat logam, terdapat lapisan atau sumbu netral. Lapisan netral ini, yang berada di zona lentur, tidak mengalami peregangan maupun kompresi. Ini adalah satu-satunya area pada plat logam yang tidak mengalami deformasi selama proses pembengkokan. Hal ini digambarkan dalam Gambar 4 dan 5 sebagai batas antara area merah muda dan biru. Selama proses pembengkokan, area merah muda mengalami kompresi, sedangkan area biru mengalami peregangan. Jika lapisan netral tidak mengalami deformasi, maka panjang busur pada lapisan netral di zona lentur sama baik dalam keadaan ditekuk maupun dibentangkan. Oleh karena itu, BA (kompensasi lentur) harus sama dengan panjang busur pada lapisan netral di zona lentur bagian plat logam. Busur ini digambarkan dalam warna hijau pada Gambar 4. Lokasi lapisan netral bergantung pada sifat material tertentu, seperti duktilitas. Asumsikan bahwa lapisan netral berada pada jarak "t" dari permukaan, artinya kedalaman t diukur dari permukaan bagian plat logam ke arah dalam ketebalan plat logam. Dengan demikian, radius busur lapisan netral dapat dinyatakan sebagai (R + t). Dengan menggunakan ekspresi ini dan sudut lentur, panjang busur lapisan netral (BA) dapat dinyatakan sebagai:

  • BA = Pi**(R+T)A/180

Untuk menyederhanakan definisi lapisan netral pada pelat logam dan menjadikannya berlaku untuk semua ketebalan material, diperkenalkan konsep faktor K. Definisi spesifiknya adalah: faktor K merupakan rasio ketebalan lapisan netral pelat logam terhadap ketebalan keseluruhan material bagian pelat logam, yaitu:

  • K = t/T

Oleh karena itu, nilai K akan selalu berada di antara 0 dan 1. Faktor K sebesar 0,25 berarti lapisan netral berada pada 25% dari ketebalan material pelat logam bagian tersebut. Demikian pula, jika nilainya 0,5, artinya lapisan netral berada pada 50% dari ketebalan total, dan seterusnya. Dengan menggabungkan dua persamaan di atas, kita dapat memperoleh persamaan berikut (8):

  • BA = Pi(R+K*T)A/180 (8)

Beberapa nilai ini, seperti A, R, dan T, ditentukan oleh geometri aktual. Jadi, kembali ke pertanyaan semula, dari mana faktor K berasal? Sekali lagi, jawabannya berasal dari sumber-sumber lama yang sama: pemasok material lembaran logam, data uji, pengalaman, manual, dan sebagainya. Namun, dalam beberapa kasus, nilai yang diberikan mungkin bukan K yang jelas, atau mungkin tidak sepenuhnya dinyatakan dalam bentuk persamaan (8). Terlepas dari itu, meskipun bentuknya tidak persis sama, kita selalu dapat menemukan hubungan antara keduanya.

Dalam proses perhitungan bending sheet metal, kita sering melakukan penyesuaian faktor K. Mengapa kita perlu menyesuaikan faktor K? Karena pengurangan bending sudut non-90 derajat di SW hanya dapat dihitung dengan memasukkan beberapa nilai pengurangan, yang sangat merepotkan. Untuk menghindari nilai pengurangan bending non-90 derajat dari segi teknis, maka digunakan faktor K sebagai gantinya. Lalu bagaimana cara menentukan faktor K secara akurat untuk ketebalan pelat yang berbeda? Hal ini memerlukan penyesuaian. Analisis berikut menjelaskan cara melakukan penyesuaian tersebut:

1. Langkah pertama adalah menentukan nilai aktual yang perlu dikurangkan untuk ketebalan pelat yang berbeda. Misalnya, nilai pengurangan yang dihasilkan oleh operasi pisau 6-lipat untuk pelat besi setebal 1,5 mm adalah 2,5 mm.

2. Langkah kedua adalah melakukan debug K di SW. Saat menggambar pelat logam, atur secara seragam radius dalam (inner R) ke 0,1 untuk keperluan debugging. Karena nilai K berbeda untuk radius dalam (inner R) yang berbeda, Anda harus memperhatikan hal ini. Oleh karena itu, atur secara seragam radius dalam (inner R) ke 0,1 saat debugging. Lalu ada yang bertanya, setelah debugging, jika radius dalam (inner R) bukan 0,1, apakah hasilnya akan sia-sia? Dalam kasus ini, jika bukan 0,1, Anda perlu mengubahnya menjadi 0,1 dan membukanya.

3. Pada langkah ketiga debugging, pelat berukuran 10*10 dengan ketebalan 1,5 ditekuk di SW dengan radius (R) 0,1 pada sudut 90 derajat. Pengurangan tekukan (bending deduction) diatur ke 2,5, sehingga hasil pembukaan (unfolding) menjadi 17,5 MM.

4. Langkah keempat adalah mengubah pengurangan tekukan (bending deduction) menjadi faktor K. Pertama-tama atur nilai perkiraan, misalnya 0,3. Bentuk hasil pembukaan pasti tidak akan menjadi 17,5. Kemudian coba lagi nilai K hingga hasilnya mencapai 17,5. Dengan cara ini, nilai K disesuaikan menjadi 0,23, yang tepat menghasilkan pembukaan sebesar 17,5 MM.

5. Dan seterusnya, Anda dapat melakukan debugging terhadap tabel statistik numerik yang berbeda-beda.


email goToTop